TOKSIKOLOGI
“Keracunan Logam Kadmium (Cd)”
Di Susun Oeh
Amal Ma’ruf
AKADEMI ANALIS
KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 3
A. Latar
belakang................................................................................................... 3
B. Tujuan................................................................................................................ 6
C. Rumusan
Masalah.............................................................................................. 6
BAB II METODE........................................................................................................ 7
A. Sampel .............................................................................................................. 7
B. Preparasi Sampel ..................................................................................................... 7
C. Prosedur Kerja......................................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................. 9
BAB V KESIMPULAN.............................................................................................. 11
A.
KESIMPULAN................................................................................................ 11
B.
SARAN............................................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perkembangan industri di Indonesia telah memberikan
dampak positif bagi kesejahteraan hidup manusia, namun di sisi lain juga
memberikan dampak negatif yang merugikan. Dampak negatif timbul akibat limbah
industri seringkali tidak mendapat penanganan yang tepat sehingga menimbulkan
pencemaran lingkungan termasuk lingkungan perairan di sekitarnya. Salah satu
bahan pencemar perairan yang cukup berbahaya adalah logam berat. Logam berat
sukar didegradasi menjadi spesies yang tidak berbahaya, sehingga akumulasi ion-ion
logam tersebut dapat mencapai konsentrasi toksik yang dapat mengakibatkan
kerusakan ekologi. Logam berat juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia, seperti
melalui pernafasan akibat menghirup asap pabrik, melalui makanan yang
terkontaminasi alat masak atau masuk melalui siklus rantai makanan di
lingkungan (Sugiharto, 2006).
Kadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat yang
memiliki toksisitas tinggi. Toksisitas logam ini diakibatkan dari ikatan ion
divalennya dengan residu gugus sulfihidril (-SH) dari suatu enzim sehingga
mereduksi aktivitas enzim tersebut. Efek keracunan yang ditimbulkan dapat
berupa penyakit paru-paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem
ginjal dan kelenjar pencernaan serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang
(Bernard, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Cd dalam sampel
kerang hijau telah melebihi ambang batas SNI untuk Cd dalam makanan laut yaitu
0,2 ppm (Alfian, 2005). Kondisi ini sangat memprihatinkan karena Cd yang masuk
ke dalam tubuh dapat terakumulasi pada hati dan ginjal dan dapat menyebabkan
keracunan akut (Fuente dkk. 2002; Hodgson, 2004).
Kadmium banyak digunakan untuk pelapisan
logam, yang mutunya lebih baik daripada pelapis seng, walaupun harganya lebih
mahal. Proses tersebut biasanya dilakukan dangan cara elektrolisis, pencelupan
atau penyemprotan. Dari proses tersebut kemungkinan akan terbuang kadmium ke
dalam alam lingkungan dan terbawa melalui air, serta udara, sehingga menyebar
luas ke daerah pertanian dan permukiman, sehingga berpengaruh terhadap
kehidupan tanaman, hewan maupun manusia melalui rantai pakan (Darmono, 1999).
Keracunan akut kadmium dapat disebabkan
karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan
yang umum adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah,
salivasi, mencret dan kejang pada perut.
Keracunan akut yang disebabkan oleh Cd,
sering terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam.
Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi karena para pekerja tersebut terkena
paparan uap logam Cd atau CdO. Gejala-gejala keracunan akut yang disebabkan
oleh logam Cd dapat berupa timbulnya rasa sakit dan panas pada bagian dada.
Akan tetapi gejala keracunan itu tidak langsung muncul begitu si penderita
terpapar oleh uap logam Cd ataupun CdO. Gejala keracunan akut ini muncul
setelah 4-10 jam sejak si penderita terpapar oleh uap logam Cd. Akibat dari
keracunan logam Cd ini, dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang akut.
Penyakit paru-paru akut ini dapat terjadi bila penderita terpapar oleh uap Cd
dalam waktu 24 jam. Selain itu, keracunan akut yang disebabkan oleh uap Cd atau
CdO dapat menimbulkan kematian bila konsentrasi yang mengakibatkan keracunan
tersebut berkisar dari 2500 sampai 2900 mg/m3.
Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup
melalui pernafasan. Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam
ginjal mencapai 200 μg per gram terjadi kerusakan ginjal.
Keracunan kronis terjadi bila memakan
atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi
setelah selang waktu beberapa lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini
menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan
aminoasidiuria diserta dengan penurunan laju filtrasi glumerolus ginjal.
Keracunan Cd kronik ini dilaporkan didaerah
Toyama, sepanjang sungai Jinzu di Jepang, yang menyebabkan penyakit Itai-itai pada
penduduk wanita umur 40 tahun keatas.
Kasus keracunan Cd kronis juga
menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan hipertensi. Hal tersebut terjadi karena
tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap kadmium. Gejala hipertensi ini
tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cd krosik. Kadmium dapat menyebabkan
osteomalasea karena terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan
fosfat dalam ginjal.
Toksisitas kadmium dipengaruhi oleh pH
dan kesadahan. Keberadaan zinc dan timbal dapat meningkatkan toksisitas
kadmium. Untuk melindungi kehidupan pada ekosistem akuatik, kadar kadmium
sebaiknya sekitar 0.0002 mg/l (Moore, 1991 dalam Effendi, 2000). Departemen
Kesehatan RI menetapkan batas aman kadmium dalam makanan (ikan) sebesar 1.0
ppm. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi
manusia adalah 400- 500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan (Barchan
dkk., 1998 dalam Suhendrayatna, 2001).
B.
TUJUAN
Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui
secara keseluruhan mengenai Logam Kadmium (Cd) serta bahaya yang ditimbulkan
jika keracunan logam ini dan mengetahui pemeriksaan sampel non Biologis yang
diduga mengandung logam Cd, serta memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana logam Cd dilingkungan
yang tercemar?
2. Bagaimana mekanisme toksisitas
Cd dalam tubuh?
3. Bagaimana
pemeriksaan Logam Cd dalm sampel Ikan menggunakan metode spektrometri nyala serapan atom (AAS).
BAB II
METODE
A.
SAMPEL
Pada pemeriksaan ini menggunakan sampel non Biologis yaitu Ikan air laut. Analisa dilakukan dengan menggunakan
metode spektrometri nyala serapan atom (AAS).
Analisa logam berat dilakukan dengan
menggunakan Spektrofotometrik Serapan Atom (AAS) yang didasarkan pada hukum
Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar
zat. Oleh karena yang mengabsorpsi sinar adalah atom, maka ion atau senyawa
logam berat harus diubah menjadi bentuk atom. Perubahan bentuk ion menjadi
bentuk atom harus dilakukan dengan suhu tinggi (2000ºC) melalui pembakaran
(Akbar, 2002). Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat yang sebenarnya
digunakan formula :
Konsentrasi sebenarnya = Konsentrasi AAS (g/ml) x Volume Penetapan
(ml)
Berat Kering (g)
B.
PREPARASI SAMPEL
Pertama pengambilan sampel, sampel diambil dari nelayan,
dilakukan secara cuplikan, untuk masing-masing sampel sebanyak 2 kg. Kemudian
sampel dicuci, lalu di kuliti dan diambil isi bagian dalamnya. Kemudian isi
bagian dalam sampel tersebut dicuci dengan aquadest lalu masukkan dalam blender,
digiling sampai halus. Masukkan masing- masing sampel yang telah halus kedalam
beaker glass yang telah diberi nomor kode, dan sampel siap untuk ditimbang dan
dianalisa.
C.
PROSEDUR KERJA
Sampel yang telah dikeringkan dalam oven pada
suhu10˚C selama 24 jam dan didinginkan didalam
desikator, kemudian di-timbang sebanyak 2g dan
dimasukkandalam wadah tertutup, selanjutnya di tambahkan 1,5 mL HClO4 pekat dan 3,5 mLHNO3pekat
ditutup dan dibiarkan selama
24 jam. Selanjutnya larutan yang diperoleh di-panaskan
di atas penangas air pada suhu 60- 70˚C selama 2 - 3 jam (sampai
larutan jernih).Bila sampel tidak
semua larut ditambahkanlagi HClO4 pekat
dan HNO3pekat, laluditambahkan 3 mL aquades, dipanaskankembali hingga
larutan hampir kering. Didi-nginkan pada suhu ruangan dan ditambah-kan 1 mL HNO3pekat dan diaduk
pelan-pe-lan, kemudian ditambahkan 9 mL aquades.Sampel siap diukur dengan AAS mengguna-kan
nyala udara-asetilen
BAB II
PEMBAHASAN
Bagian ikan yang akan digunakan adalah dangingnya, karena Tujuan
dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar logam Cd. Sampel yang telah
disiapkan untuk diperiksa dikering kemudian diubah bentuknya menjadi serbuk
dengan cara dihaluskan dengan mengunakan lumpang porselen atau diblender. Hal
ini dilakukan karena partikel-partikel yang besar dan kasar mengakibatkan
cairan pengekstrak tidak dapat menerobos diantara partikel-partikel padat yang
diekstrak sedangkan bentuk serbuk membuat padatan yang diekstrak menjadi stabil
dan lebih mudah diterobos oleh cairan pengekstrak.
Bubuk batang
kangkung kemudian didekstruksi dengan menggunakan larutan HNO3. Proses
pendekstruksian dilakukan dengan cara memasukkan 1 gram bubuk kangkung ke dalam
gelas kimia dan ditambahkan larutan HNO3 serta
dipanaskan selama ± 4 jam sampai berwarna kuning pucat. HNO3 Larutan dipilih karena larutan ini merupakan
asam kuat yang berfungsi sebagai zat oksidator yang mempercepat proses
dekstruksi.
Analisa kadar
logam Cd dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA).
Dalam pelaksanaanya, pengukuran dengan SSA memerlukan pH rendah, yaitu sama
atau lebih rendah dari pH 2. Oleh karena itu perlu dilakukan pengasaman
terlebih dahulu terhadap larutan sebelum dilakukan pengukuran dan pada
percobaan ini pengasaman dilakukan pada pH 1.
Adapun panjang
gelombang yang digunakan dalam percobaan ini adalah 228,8 nm. Panjang gelombang
ini dipilih karena logam Cd mudah terdeteksi pada panjang gelombang
maksimum 228,8 nm. Selain itu, pada panjang gelombang maksimum ini akan
diperoleh serapan maksimum, dimana konsentrasi juga maksimum sehingga
menghasilkan kepekaan dan keakuratan lebih tinggi. Daya serap yang dihasilkan
pada panjang gelombang maksimum relatif lebih konstan sehingga diperoleh kurva
kalibrasi yang linier. Pada panjang gelombang maksimum ini juga bentuk serapan
landai sehingga kesalahan penempatan atau pembacaan panjang gelombang dapat
diabaikan (Evi, 2004).
Sebelum
dilakukan penetapan dan penganalisaan sampel, alat spektrosfotometer serapan
atom harus terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan blanko yang berisi
pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel. Pengkalibrasian dengan blanko
bertujuan agar pada konsentrasi standar nol tidak terjadi penyerapan sinar
sehingga pembacaan standar atau sampel lebih tepat dan akurat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Logam kadmium (Cd), relatif kecil
jumlahnya dalam lingkungan, tetapi pengaruhnya terhadap kehidupan sangat buruk,
yang dapat menyebabkan keracunan akut dan kronik. Cadmium dapat beraksi dengan organ-organ
dalam tubuh yang akan memperhambat atau mengganggu kerja enzimdalam tubuh.
Analisa logam kadmium (Cd) dalam makanan dapat dianalisis dengan menggunakan
metode spektrometri AAS.
B.
SARAN
Sumber pencemaran dari logam kadmium (Cd) perlu mendapat
perhatian, mengingat kadmium sangat membahayakan kesehatan karena pengaruh
racun akut dari unsur tersebut sangat buruk. Maka Saran dari kami yaitu perlu
dilakukan penelitian mengenai adanya cemaran logam-logam berat lain yang
berbahaya bagi kesehatan serta perlu adanya teknik sederhana yang dapat
mengurangi cemaran logam pada makanan sehingga mudah dilakukan di setiap rumah
tangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar