Senin, 16 November 2015


BAKTERIOLOGI
Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli

1.     Amal ma’ruf                          AKM 0713041

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014/2015

KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur  kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah, sehingga penulisan makalah yang berjudul “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI”, dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini banyak tantangan dan hambatan yang kami  alami, namun berkat ketekunan dan kerja keras serta do’a sehingga semua itu dapat terlewati.
            kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini.     

                                                                                               
                                                                                    PENULIS

                                                

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
          Bakteri merupakan organisme bersel-tunggal yang bereproduksi dengan cara sederhana,  yaitu  dengan pembelahan biner. Sebagian  besar hidup  bebas  dan mengandung  informasi  genetik dan memiliki sistem  biosintetik  dan penghasil energi yang   penting   untuk  pertumbuhandan reproduksinya. Sejumlah         bakteri, bersifat parasit intraseluler obligat contohnya Klebsiella Pneumonia.
          Dalam sistem kesehatan nasional dan rencana pokok program reformasi dibidang kesehatan telah digariskan bahwa tujuan reformasi kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakatyang optimal sebagai salah satu unsur kesepakatan umum dari tujuan nasional (Anonimus, 2004). Lingkungan yang sehat sangat penting untuk mempunyai generasi penerus yang kuat dan mampu meneruskan roda pembangunan bangsa. Keadaan lingkungan yang belum memenuhi syarat kesehatan akan dapat memicu bakteri-bakteri penyebar bibit penyakit. Untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri patogen dari suatu sampel diperlukan suatu medium. Medium tempat hidup bakteri ini haruslah memenuhi syarat yang sesuai dengan jenis bakterinya. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum untuk lebih memahami macam – macam media, cara pembuatan, karakteristik media, fungsi media khususnya media selektif.
B.     Maksud dan Tujuan
a.       Untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri E.coli.
b.      Untuk mengetahui sifat E.coli pada media tumbuh,danpada media uji biokimia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.     Tinjauan umum tentang Escherichia coli
            Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan.Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli. kuman ini merupakan penghuni tetap colon manusia atau hewan. Hidup secara komensal sejak beberapa minggu ssetelah lahir  sampai manusia meninggal, hidup dari sisa protein manusia. Kuman ini sangat berguna bagi tubuh manusia, karena di samping membuat vitamin B1 juga mensintesa VIitamin K (mutualisme).
            Escherichia coli, atau biasa disingkat E.coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E.coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E.coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
            E.coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

B.     Klasifikasi
 
Superdomain
Phylogenetica
Phylum
Proterobacteria
Class
Gamma Proteobacteria
Orde
Enterobacteriales
Family
Enterebacteriaceae
Genus
Escherichia
Spesies
Escherichia coli

C.     Morfologi
                E.coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2.0-2,6 µm dan lebar 1.1-1.5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. E.coli bersifat gram negatif batang. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul,bakteri ini bersifat aerobik dan dapat juga aerobik fakultatif. E.coli merupakan penghuni normal usus,seringkali menyebabkan infeksi. Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam-asam polisakarida. Mukoid kadang-kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tertentu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E.coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.

D.    Sifat Biologi
                Escherichia coli tidak dapat memproduksi H2S, tetapi dapat membentuk gas dari glukosa, menghasilkan tes positif terhadap indol, dan memfermentasikan laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara 80 C- 460 C, dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini berada dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature maksimum tidak segera mati, melainkan berada dalam keadaan dormancy, disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph optimum berkisar 7,2-7,6. Bakteri ini mampu meragikan laktosa dengan cepat sehingga pada media ENDO agar dan EMBA membentuk koloni merah muda sampai tua dengan kilat logam spesifik dan permukaan halus. Pada medium agar darah beberapa strain membentuk daerah hemolisis di sekeliling koloni, bersifat organik dan kebanyakan dapat memfermentasi laktosa.

E.     Struktur Antigen
                Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang tahan panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop. Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas.
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai berikut:
*      Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; sebagai contoh, O33. Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga tiap organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E. coli dapat bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan salmonella. Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia, misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran kemih.
*      Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antigen K yang berbeda-beda. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; contoh, K4. Antigen K merupakan bagian luar dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan yang lainnya protein. Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E. coli memproduksi K1 yang merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal atau saluran kemih).
*      Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella , dituliskan dengan NM (nonmotil). Antigen H terletak pada flagella dan denaturasi atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat diawetkan dengan pemberian formalin pada varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin).

F.      Sumber Penularan
            Bakteri berkembang biak bila ada tempat yang memungkinkan untuk melakukan perkembang biakan. Tempat kolonisasi bakteri di dalam hospes menentukan apakah dapat menular atau tidak, jika dapat, secara langsung atau tidak langsung. Jadi konsep dapat menularnya sebuah infeksi tergantung pada tempat hidup mikroba dari sumber pembiakan sampai tiba dalam hospes barunya. Untuk berpindah tempat mikroba membutuhkan reservoir. Reservoir terbagi atas 2 yaitu:
1.      Reservoir Hidup
2.      Reservoir Mati
Jalan masuk utama infeksi mikroorganisme ke tubuh manusia, melalui :
*      Saluran Napas
      Selama mikroorganisme berada disaluran napas, maka dapat ditularkan melalui sputum,liur dan cairan hidung, terutama kalau bersin atau batu.
*      Saluran Cerna
      Tempat ini merupakan pintu masuk maupun keluar bagi infeksi yang terjadi melalui ; secara langsung dari manusia ke manusia, melalui  tangan yang kototor: secara tidak langsung melalui kontak tangan dengan benda terkontaminasi feaces secara tidak langsung melalui makanan dan minuman, dapat juga melalui tanah yang terkontaminasi feaces dan dengan perantara hewan atau tumbuh – tumbuhan.
*      Kulit dan Mukosa
      Gesekan yang sering baik disengaja maupun tidak disengaja, dapat menjadikan tempat masuknya bakteri, meskipun tampak utuh, sering terdapat retak maupun luka kecil yang dapat dijadikan tempat menetapnya mikroorganisme pathogen yang berkembang dan menimbulkan reaksi jaringan atau cedera. Ada mikroba yang menetap di kulit atau mukosa, namun dapat menyebar ke tempat lain.
*      Melalui Parental
      Rule masuknya mikroorganisme biasanya ditular melalui perantara hidup dalam hal ini arthropoda.

G.    Patogenitas
            Penyakit yang sering ditimbulkan oleh E.coli adalah Diare. E.coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di seluruh dunia. E.coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda, antara lain :
*      Enteropathogenik Eschericia coli (EPEC)
      EPEC menyebabkan diare pada bayi atau anak-anak kurang dari 1 tahun dan jarang pada orang dewasa dengan gejala berupa demam tidak tinggi, muntah, malaise dan diare.
*      Enterotoxigenik Eschericia coli (ETEC)
      ETEC menyebabkan diare pada anak-anak dan dewasa di daerah tropis dan subtropics terutama pada Negara yang sedang berkembang. Infeksi ETEC ditandai dengan gejala demam rendah dan tinja encer.
*      Enteroinvasive Eschericia coli (EIEC)
      EIEC menyebabkan diare mirip dengan yang disebabkan oleh Shigella, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.Tinja agak encer bahkan seperti air, mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala panas dan malaise.
*      Enterohemorrhagic Eschericia coli (EHEC)
      EHEC dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik dan colitis serta hemolytic uremic syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah trombosit berkurang, anemia hemolitik dan kegagalan ginjal.Tinja encer berair, mengandung darah dan abdomen terasa sakit, kram serta demam rendah atau tanpa demam.
*      Enterodherant Eschericia coli (EAEC)
      EAEC menyebabkan diare dengan cara menempel kuat pada permukaan mukosa usus dengan gejala tinja encer berair, muntah, dehodrasi dan biasanya sakit pada abdomen.

H.    Epidemiologi
            Dalam air yang kotor, bakteri golonga coliform terdapat dalam kepekaan yang secara kasar menyamai tingkat pencemaran tinja. Dengan kata lain bilamana anggota bakteri golongan coliform ditemukan dalam air, kemungkinana bakteri penyebab penyakit juga terdapat didalam iar tersebut, misalnya salmonella dan vibrio cholera.

I.       Penyakit yang ditimbulkan
            Diare adalah penyakit yang paling sering disebabkan oleh E.coli. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit(misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun pendarahan otak. Diare seringkali disertai oleh dehidrasi(kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung(pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
            Selain diare, E.coli juga dapat menyebabkan beberapa penyakit yang bisa juga disebabkan beberapa bakteri lain, antara penyakitnya sebagai berikut:
*      Infeksi Saluran Kemih
Penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda.
Gejala : Sering kencing, disuria, hematuria, dan piura. Kebanyakan infeksi ini  disebabkan oleh E. Coli dengan sejumlah tipe antigen O.
*      Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E.coli dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E.coli karena tidak memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
*      Meningitis
E.coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi. E.coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Antigen ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningtidis. Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui.

J.       Diagnosa Laboratorium
            Diagnosa laboratorium penyakit diare yang disebabkan oleh Escherichia coli masih sulit dilakukan secara rutin, karena pemeriksaan secara tradisional dan serologi seringkali tidak mampu mendeteksi kuman penyebabnya. Deteksi sebagian besar strain Escherichia coli pathogen memerlukan metode khusus untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan. Sampai saat ini metode yang ada masih memerlukan tes dengan binatang percobaan dan kultur jaringan yang cukup mahal dan kurang praktis. Beberapa metode baru berdasarkan tes imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah dikembangkan, tetapi belum beredar dipasaran luas, misanya: tes Elisa (anzyme-linked immunosorbent assay), particle agglutination methods Co-agglutination dengan protein A Staphylococcus aureus yang telah berikatan dengan antibody terhadap enterotoksin Escherichia coli, hibridasi DNA-DNA pada koloni kuman atau langsung pada specimen tinja.

K.    Pengobatan
            Kuman Escherichia coli yang diisolasi dari infeksi di dalam masyarakat biasanya sensitive terhadap obat – obat antimikroba yang digunakan untuk organisme gram negatif, meskipun terdapat juga strain – strain resisten, terutama pada pasien dengan riwayat pengobatan antibiotika sebelumnya. Pada pasien yang terkena diare, perlu dijaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya. Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare.
            Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan.  
            Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter.
            Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.



BAB III
METODE KERJA
A.    Alat dan bahan
1.      Alat
*   Ose / nal
*   Bunsen / Hotplate
*   Inkubator
*   Rak Tabung
*   Cawan Petri
*   Autoclave
*   pH meter
*   Tabung Reaksi sedang, dan kecil
*   Kapas
*   Pipet Tetes
*   Gelas Ukur
*   Erlenmeyer
*   Gelas Kimia
*   Batang Pengaduk
*   Sendok Tanduk
2.      Bahan
*   Media EMB Agar
*   Media Endo Agar
*   Media Mc Conkey
*   Laktosa                                                      
*   Sukrosa
*   Glukosa
*   Maltosa
*   Simon Citrat
*   MR-VP
*   SIM
*   TSIA
3.      Regensia
*   Larutan Covas
*   Larutan Metyl Red
*   KOH 40%
*   Larutan a-naftol


B.     Cara Isolasi dan Identifikasi
1.      Hari I
*      Siapkan alat dan bahan yang di gunakan
*      Setelah ose di sterilkan ambillah biakan bakteri
*      Kemudian masukkan ke dalam media BHIB
Di lakukan pewarnaan gram
*      Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api Bunsen.
*      Tuangi dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan selama 2- 3 menit.
*      Cuci dengan air mengalir
*      Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-kira 1-2 menit.
*      Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40 detik
*      Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter stain) larutan water-fuchsin, biarkan kira-kira 1-2 menit.
*      Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
*      Kemudian masukkan ke dalam ingkubator pada media BHIB dan  
*      ingkubasi selama 24 Jam dengan suhu 37 °c
2.      Hari II
*       Biakan yang tumbuh pada media BHIB di wranai dengan padapengecetan gram.
*       Selain itu biakan juga di tanami pada media BAP,Mac concey.EMBA.dan endo agar.
*       Media yang telah di tanami kemudian di inkubasi pada suhu 37°C seiama 24 jam didalam incubator.
3.      Hari III
                    PEWARNAAN GRAM
*        Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api Bunsen.
*      Tuangi dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan selama 2- 3 menit.
*      Cuci dengan air mengalir
*      Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-kira 1-2 menit.
*      Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40 detik
*      Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter stain) larutan water-fuchsin, biarkan kira-kira 1-2 menit.
*      Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop

*        Media TSIA
                        Setelah nall di stelirkan ambil bakteri pada media ( emba ) dan tusukkan nall pada media TSIA setelah di tusuk goreskan pada permukaan media dari babwah ke atas fiksasi pada mulut tabung dan tutup dengan kapas steril dan ingkubasi selama 24 Jam dengan suhu 37 °c
4.      Hari IV
*       Dilakukan pembacaan pada media SCA,SIM,MrVP,dan gula-gula.
*       Hasit pembacaan di catat kemudian dicocokkan dengan table identifikasi bakteri.

C.     Tes Uji biokimia
*      Buatlah suspensi bakteri dari coloni bakteri yang sebelumnya telah di tanam pada media EMBA yang di ambil adalah coloni yang menunjukkan ciri koloni bakteri proteus
*      Ambil satu mata nal suspensi bakteri dan tanam pada tiap media dengan cara:
1.      Media SCA
*      Goreskan perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian dalam permukaan media miring sampai keluar
*        Sterilkan pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril
*        Pada media SCA, tidak perlu di tusuk dengan nal
*        Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

2.      Media SIM
*      Tusukkan nal yang sudah suspensi bakterinya ke tengah-tengah media agar, jangan sampai menyentuh permukaan tabling/ mendekati.
*      Tutup dengan kapas steril yang sebelumnya sudah di fiksasi pada mulut media
*      Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

3.      Media MR-VP dan gula-gula ( laktosa, maltosa , glukosa , sukrosa , manitol )
*        Ambil satu ose suspensi bakteri, masukkan dalam media cair, aduk-aduk agar suspensi bakteri dan agarnya tercampur yang di dalamnya ada tabung durham.
*        Tutup kembali dengan kapas steril
*        Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c

4.      Media Urea
*        Goreskan perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian dalam permukaan media miring sampai keluar
*        Sterilkan pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril
*        Pada media Urea, tidak perlu di tusuk dengan nal
*        Ingkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°c


D.    Kerangka Operasional        
                                                                                         

Pembacaan hasil

Pewarnaan gram

Inkubasi 370C selama 24 jam
BHIB

Inkubasi 370C selama 24 jam
Inkubasi 370C selama 24
TSIA
Pewarnaan gram

·      SIM
·      MR-VP
·      SCA
·      Urea

·      Glukosa
·      Laktosa
·      Maltose
·      Sukrosa
·      Manitol
Inkubasi 370C selama 24
Pemusnahan

MCA
BAP
ENDO
EMBA
sampel

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
1.      Pewarnaan Gram   
Bentuk : Basil
Susunan : diplobasil
Warna : ungu
Sifat : (+) positif

     Basil Gram




Keterangan:
a.       Pewarnaan sampel air setelah ditanam di BHIB.
b.      Pewarnaan dari koloni terduga pada media Mac conkey.

2.     
Media BHIB


3.      Isolasi
*     
Media EMBA : Koloninya sedang, hijau metallik, smooth, keping  

               Keterangan :
a.       Media EMBA sebelum digores.
b.      Media EMBA setelah digores dan diinkubasi.

4.     
Uji Identifikasi
Keterangan :
Uji biokimia dari koloni terduga pada EMBA

*      Tabel Uji Biokimia
Biokimia
Koloni dari ENDO
TSIA
Lereng : Kuning
Dasar : Kuning
H2S : Negatif
Gas :Negatif

Maltosa
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Semua Positif (+)
Terdapat GAS pada tabung durham
Terjadi perubahan warna dari kuning menjadi kuning keruh





Sca
Negatif ( -)
Tidak terjadi perubahan warna dari warna hijau tetap warna hijau




Sim
H2S        : (-) tdk terdapat  endpan hitam
INDOL               : (+) terdapat cincin berwarna merah
MOTILITY: (+) terdapat pergerakan bakteri

MR + Methyl red
positif ( +)
terdapat cincin berwarna merah pada permukaan bakteri




VP + KOH 40% + alpha naphtol

Sitrate
negatif ( -)
tidak terjadi perubahan warna pada media


Urea

Negatif (-)
Oleh karna bakteri tidak mampu mengubah enzim urea menjadi ammonia dan O2





B.     Pembahasan
1)      Media Pemupuk
Spesimen ditanam pada media Escherichia coli broth, dimana media tersebut meningkatkan Escherichia coli. Setelah diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37oC, koloni tersangka ditanam pada media differensial dan selektif.

2)      Media Differensial dan Selektif
Mac Conkey         :   Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic, smooth,         
                                  keping atau sedikit cembung.         
EMB Agar            :   Koloni sedang, smooth, keping kehijau – hijauan, metallic.
Endo Agar            :   Koloni besar, bulat, smooth, merah – merah tua.

3)      Uji Biokimia
·         Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1% glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa. Ferri sulfat untuk mendeteksi produksi H2S, protein dan indicator phenol red. Escherichia coli memfermentasi glukosa, sukrosa dan laktosa yang bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning pada dasar dan lereng dan menghasilkan gas.
·         Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Escherichia coli membentuk indol dan motility positif.
·         Simon Citrate (SC)
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator brom thymol blur menyebabkan terjadinya warna biru. Pada Escherichia coli tidak memanfaatkan sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negative.
·         Metil Red (MR)
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri yang memproduksi asam sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan indicator metal red. Escherichia coli memproduksi asam kuat sehingga pada penambahan larutan metal red akan terbentuk warna merah.
·         Voges Proskauer (VP)
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl methyl carbinol dari fermentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan voges proskauer, Escherichia coli tidak memproduksi acetyl metal carbinol sehingga penanaman pada media ini memberikan hasil negatif.
·         Fermentasi karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka terlihat warna kuning karena perubahan pH menjadi asam. Escherichia coli memfermantsi glukosa menjadi asam dan gas, memfermentasi laktosa, sukrosa, maltosa dan mannitol dengan atau tanpa gas. Tetapi ada beberapa spesies Escherichia coli  tidak memfermantasi laktosa dan sukrosa.



BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
            E.coli adalah suatu bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat anaerobic fakultatif, dan mempunyai flagella peritrikat dan juga merupakan flora normal pada usus,baik usus manusia maupun hewan. E.coli dibedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatic), K (kapsul) dan H (flagella).
            Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek (coccobasil), gram negatif, uraian 0,4 - 0,7 pm x 1,4 pm, Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 2O-40°C, optimum pada 37°C berbagai strain atau varian yang mempunyai karakteristik yang sedikit berbeda. Pada identifikasi Eschericia coli menunjukan hasil positif TSIA (alkali-acid gas (-)).H2S (-), gula-gulanya positif (timbul gas). MR (+),Vp (-),SIM (+). SCA Positif (+).

B.   Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan praktikan adalah :
1.      Saat akan melakukan praktikum, praktikan harus menggunakan APD yang lengkap.
2.      Saat praktikum, praktikan harus menggunakan alat-alat yang bersih dan steril.
3.      Saat membuat media maupun mereaksikan bahan, praktikan harus memperhatikan kelayakan dari bahan yang akan dipakai.
4.      Sedapat mungkin, praktikan menghindari kontaminasi agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Bangkasi B, 2009. Bakteri patogen. Poltek. Makassar.

Ditlabkes RI, 2005, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Untuk Penyakit yang di sebabkan oleh mikroorganisme Depkes. Jakarta.

Hardjoeno, 2006. Interprestasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lembaga Penerbitan UNHAS. Makassar

 Bagian Bakteriologi FKUI. 2001. Laboratorium bakteriologi.  widia medika. Jakarta.

Colby Diane S, 1988. Ringkasan Biokimia Harper. Adji Dharma.Jakarta



 Semoga referensi ini bisa bermanfaat buat kalian semua
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar