BAKTERIOLOGI
Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli
1.
Amal ma’ruf AKM
0713041
AKADEMI
ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah,
sehingga penulisan makalah yang berjudul “ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI”, dapat
terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan makalah ini banyak tantangan dan
hambatan yang kami alami, namun berkat
ketekunan dan kerja keras serta do’a sehingga semua itu dapat terlewati.
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan.Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam makalah ini.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bakteri merupakan organisme
bersel-tunggal yang bereproduksi dengan cara sederhana, yaitu
dengan pembelahan biner. Sebagian besar hidup
bebas
dan
mengandung
informasi
genetik dan memiliki sistem
biosintetik dan penghasil – energi yang penting
untuk pertumbuhandan reproduksinya. Sejumlah bakteri, bersifat parasit intraseluler obligat contohnya Klebsiella
Pneumonia.
Dalam
sistem kesehatan nasional dan rencana pokok program reformasi dibidang
kesehatan telah digariskan bahwa tujuan reformasi kesehatan adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakatyang optimal sebagai salah satu unsur kesepakatan umum dari tujuan
nasional (Anonimus, 2004). Lingkungan yang sehat sangat penting untuk mempunyai
generasi penerus yang kuat dan mampu meneruskan roda pembangunan bangsa.
Keadaan lingkungan yang belum memenuhi syarat kesehatan akan dapat memicu
bakteri-bakteri penyebar bibit penyakit. Untuk mengidentifikasi keberadaan
bakteri patogen dari suatu sampel diperlukan suatu medium. Medium tempat hidup
bakteri ini haruslah memenuhi syarat yang sesuai dengan jenis bakterinya. Berdasarkan
hal tersebut maka dilakukanlah praktikum untuk lebih memahami macam – macam
media, cara pembuatan, karakteristik media, fungsi media khususnya media
selektif.
B.
Maksud dan Tujuan
a.
Untuk mengidentifikasi dan
mengisolasi bakteri E.coli.
b.
Untuk mengetahui sifat E.coli
pada media tumbuh,danpada media uji biokimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan umum tentang Escherichia coli
Escherichia Coli pertama kali
diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya
mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan.Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai
komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan
patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika
Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli. kuman ini merupakan penghuni
tetap colon manusia atau hewan. Hidup secara komensal sejak beberapa minggu
ssetelah lahir sampai manusia meninggal,
hidup dari sisa protein manusia. Kuman ini sangat berguna bagi tubuh manusia, karena di
samping membuat vitamin B1 juga mensintesa VIitamin K (mutualisme).
Escherichia
coli, atau biasa disingkat E.coli,
adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya,
bakteri yang ditemukan oleh Theodor
Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E.coli tidak
berbahaya, tetapi beberapa, seperti E.coli
tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E.coli yang tidak berbahaya dapat
menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E.coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa
genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E.coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah
dalam penanganannya.
B.
Klasifikasi
|
|
Superdomain
|
Phylogenetica
|
Phylum
|
Proterobacteria
|
Class
|
Gamma
Proteobacteria
|
Orde
|
Enterobacteriales
|
Family
|
Enterebacteriaceae
|
Genus
|
Escherichia
|
Spesies
|
Escherichia coli
|
C.
Morfologi
E.coli dari anggota family
Enterobacteriaceae.
Ukuran sel dengan panjang 2.0-2,6 µm dan lebar 1.1-1.5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal
hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. E.coli bersifat gram negatif
batang. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek,
biasanya tidak berkapsul,bakteri ini bersifat aerobik dan dapat juga aerobik
fakultatif. E.coli merupakan penghuni normal usus,seringkali menyebabkan
infeksi. Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam-asam polisakarida. Mukoid
kadang-kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah
sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tertentu atau terdapat pada
asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E.coli seperti pada
Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan
dikomposisikan oleh asam kolanik.
D. Sifat Biologi
Escherichia
coli
tidak dapat memproduksi H2S, tetapi dapat membentuk gas dari
glukosa, menghasilkan tes positif terhadap indol, dan memfermentasikan laktosa.
Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara 80 C- 460
C, dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini berada
dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature maksimum tidak
segera mati, melainkan berada dalam keadaan dormancy, disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph
optimum berkisar 7,2-7,6. Bakteri ini mampu
meragikan laktosa dengan cepat sehingga pada media ENDO agar dan EMBA membentuk
koloni merah muda sampai tua dengan kilat logam spesifik dan permukaan halus.
Pada medium agar darah beberapa strain membentuk daerah hemolisis di sekeliling
koloni, bersifat organik dan kebanyakan dapat memfermentasi laktosa.
E. Struktur
Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O
tersusun dari komplek polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan
terhadap pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang
tahan panas (heat-stable). Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop.
Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan
antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada
fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari
protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas.
Antigen yang digunakan untuk
menentukan serotipe adalah sebagai berikut:
Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral
Arabik; sebagai contoh, O33. Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel
lipopolisakarida dan terdiri unit berulang lipopollisakarida. Beberapa
polisakarida spesifik O mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas
dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi
terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae
digabungkan dengan kelompok khusus O sehingga tiap organisme tunggal dapat
membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E. coli dapat bereaksi
silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan salmonella.
Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia, misalnya
tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran kemih.
Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antigen K yang berbeda-beda. Dituliskan
menggunakan numeral Arabik; contoh, K4. Antigen K merupakan bagian luar
dari antigen O pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae.
Beberapa antigen K adalah polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan
yang lainnya protein. Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan
antisera O dan mereka dapat dihubungkan dengan virulensi misalnya strain E.
coli memproduksi K1 yang merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan
antigen K dari E. coli menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang
memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal atau saluran kemih).
Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan
numeral Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella , dituliskan dengan NM
(nonmotil).
Antigen H terletak pada flagella dan denaturasi atau dihilangkan oleh panas
atau alkohol. Mereka dapat diawetkan dengan pemberian formalin pada varian
bakteri yang motil. Antigen H mengadakan aglutinasi dengan antibodi H ,
biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian asam
amino pada protein flagella (flagellin).
F.
Sumber Penularan
Bakteri berkembang biak bila ada
tempat yang memungkinkan untuk melakukan perkembang biakan. Tempat kolonisasi bakteri di
dalam hospes menentukan apakah dapat menular atau tidak, jika dapat, secara
langsung atau tidak langsung. Jadi konsep dapat menularnya sebuah infeksi
tergantung pada tempat hidup mikroba dari sumber pembiakan sampai tiba dalam
hospes barunya. Untuk berpindah tempat mikroba membutuhkan reservoir. Reservoir
terbagi atas 2 yaitu:
1.
Reservoir Hidup
2.
Reservoir Mati
Jalan
masuk utama infeksi mikroorganisme ke tubuh manusia, melalui :
Saluran Napas
Selama mikroorganisme berada disaluran napas, maka dapat
ditularkan melalui sputum,liur dan cairan hidung, terutama kalau bersin atau
batu.
Saluran Cerna
Tempat ini
merupakan pintu masuk maupun keluar bagi infeksi yang terjadi melalui ; secara
langsung dari manusia ke manusia, melalui tangan yang kototor: secara
tidak langsung melalui kontak tangan dengan benda terkontaminasi feaces secara
tidak langsung melalui makanan dan minuman, dapat juga melalui tanah yang
terkontaminasi feaces dan dengan perantara hewan atau tumbuh – tumbuhan.
Kulit dan Mukosa
Gesekan yang
sering baik disengaja maupun tidak disengaja, dapat menjadikan tempat masuknya
bakteri, meskipun tampak utuh, sering terdapat retak maupun luka kecil yang
dapat dijadikan tempat menetapnya mikroorganisme pathogen yang berkembang dan
menimbulkan reaksi jaringan atau cedera. Ada mikroba yang menetap di kulit
atau mukosa, namun dapat menyebar ke tempat lain.
Melalui Parental
Rule masuknya mikroorganisme
biasanya ditular melalui perantara hidup dalam hal ini arthropoda.
G.
Patogenitas
Penyakit yang sering ditimbulkan oleh
E.coli adalah Diare. E.coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan di
seluruh dunia. E.coli ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat
virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang
berbeda, antara lain :
Enteropathogenik
Eschericia coli (EPEC)
EPEC
menyebabkan diare pada bayi atau anak-anak kurang dari 1 tahun dan jarang pada
orang dewasa dengan gejala berupa demam tidak tinggi, muntah, malaise dan
diare.
Enterotoxigenik
Eschericia coli (ETEC)
ETEC menyebabkan diare pada anak-anak dan dewasa di
daerah tropis dan subtropics terutama pada Negara yang sedang berkembang.
Infeksi ETEC ditandai dengan gejala demam rendah dan tinja encer.
Enteroinvasive
Eschericia coli (EIEC)
EIEC
menyebabkan diare mirip dengan yang disebabkan oleh Shigella, baik pada
anak-anak maupun orang dewasa.Tinja
agak encer bahkan seperti air, mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala
panas dan malaise.
Enterohemorrhagic
Eschericia coli (EHEC)
EHEC
dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik dan colitis serta hemolytic uremic
syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah trombosit berkurang, anemia
hemolitik dan kegagalan ginjal.Tinja
encer berair, mengandung darah dan abdomen terasa sakit, kram serta demam
rendah atau tanpa demam.
Enterodherant
Eschericia coli (EAEC)
EAEC menyebabkan diare dengan cara menempel kuat pada
permukaan mukosa usus dengan gejala tinja encer berair, muntah, dehodrasi dan
biasanya sakit pada abdomen.
H.
Epidemiologi
Dalam
air yang kotor, bakteri golonga coliform terdapat dalam kepekaan yang secara
kasar menyamai tingkat pencemaran tinja. Dengan kata lain bilamana anggota
bakteri golongan coliform ditemukan dalam air, kemungkinana bakteri penyebab
penyakit juga terdapat didalam iar tersebut, misalnya salmonella dan vibrio
cholera.
I.
Penyakit yang ditimbulkan
Diare adalah penyakit yang paling
sering disebabkan oleh E.coli. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan
elektrolit(misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau
terjadi gangguan irama jantung maupun pendarahan otak. Diare seringkali
disertai oleh dehidrasi(kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan
bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun
menjadi cekung(pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat
bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Selain diare, E.coli juga dapat
menyebabkan beberapa penyakit yang bisa juga disebabkan beberapa bakteri lain,
antara penyakitnya sebagai berikut:
Infeksi Saluran
Kemih
Penyebab yang paling lazim dari infeksi saluran kemih dan
merupakan penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita
muda.
Gejala
: Sering kencing, disuria, hematuria, dan piura. Kebanyakan infeksi ini disebabkan
oleh E. Coli dengan sejumlah tipe antigen O.
Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E.coli dapat
memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis. Bayi
yang baru lahir dapat sangat rentan terhadap sepsis E.coli karena
tidak memiliki antibody IgM. Sepsis dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
Meningitis
E.coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi.
E.coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI. Antigen
ini bereaksi silang dengan polisakarida simpai golongan B dari N meningtidis.
Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui.
J.
Diagnosa Laboratorium
Diagnosa laboratorium penyakit diare
yang disebabkan oleh Escherichia coli
masih sulit dilakukan secara rutin, karena pemeriksaan secara tradisional dan
serologi seringkali tidak mampu mendeteksi kuman penyebabnya. Deteksi sebagian
besar strain Escherichia coli
pathogen memerlukan metode khusus untuk mengidentifikasi toksin yang
dihasilkan. Sampai saat ini metode yang ada masih memerlukan tes dengan
binatang percobaan dan kultur jaringan yang cukup mahal dan kurang praktis.
Beberapa metode baru berdasarkan tes imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah
dikembangkan, tetapi belum beredar dipasaran luas, misanya: tes Elisa (anzyme-linked immunosorbent assay), particle agglutination methods
Co-agglutination dengan protein A Staphylococcus
aureus yang telah berikatan dengan antibody terhadap enterotoksin Escherichia coli, hibridasi DNA-DNA pada koloni kuman atau langsung
pada specimen tinja.
K.
Pengobatan
Kuman Escherichia coli yang diisolasi dari infeksi di dalam masyarakat biasanya sensitive terhadap obat –
obat antimikroba yang digunakan untuk organisme gram negatif, meskipun terdapat
juga strain – strain resisten,
terutama pada pasien dengan riwayat pengobatan antibiotika sebelumnya. Pada
pasien yang terkena diare, perlu dijaga keseimbangan cairan dan elektrolitnya. Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan
pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare.
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika
yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia
untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan
kejang perut yang tidak menyenangkan.
Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika
tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan dengan
penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki
efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter.
Sebenarnya
usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan
dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
BAB III
METODE KERJA
A.
Alat dan bahan
1.
Alat
Ose / nal
Bunsen / Hotplate
Inkubator
Rak Tabung
Cawan Petri
Autoclave
pH meter
Tabung Reaksi sedang, dan kecil
Kapas
Pipet Tetes
Gelas Ukur
Erlenmeyer
Gelas Kimia
Batang Pengaduk
Sendok Tanduk
2. Bahan
Media EMB Agar
Media Endo Agar
Media Mc Conkey
Laktosa
Sukrosa
Glukosa
Maltosa
Simon Citrat
MR-VP
SIM
TSIA
3. Regensia
Larutan
Covas
Larutan
Metyl Red
KOH 40%
Larutan
a-naftol
B.
Cara Isolasi dan Identifikasi
1. Hari I
Siapkan alat dan bahan yang di gunakan
Setelah ose di sterilkan ambillah biakan bakteri
Kemudian masukkan ke dalam media BHIB
Di lakukan pewarnaan gram
Buat sediaan pada objek gelas,
keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api Bunsen.
Tuangi dengan larutan
karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan selama 2- 3 menit.
Cuci dengan air mengalir
Zat warna dibuang dan bubuhi dengan
larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-kira 1-2 menit.
Lugol dibuang dan preparat dicelupkan
ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian violet lepas (sampai gentian violet
tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40 detik
Cuci dengan air kran sampai bersih,
kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter stain) larutan water-fuchsin,
biarkan kira-kira 1-2 menit.
Cuci dengan air kran, keringkan dalam
temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
Kemudian masukkan ke dalam ingkubator pada media
BHIB
dan
ingkubasi selama 24 Jam dengan suhu 37 °c
2. Hari II
Biakan yang
tumbuh pada media BHIB di wranai dengan padapengecetan gram.
Selain itu
biakan juga di tanami pada media BAP,Mac concey.EMBA.dan endo agar.
Media yang
telah di tanami kemudian di inkubasi pada suhu 37°C seiama 24 jam didalam
incubator.
3. Hari III
PEWARNAAN GRAM
Buat sediaan pada objek gelas,
keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api Bunsen.
Tuangi dengan larutan
karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan selama 2- 3 menit.
Cuci dengan air mengalir
Zat warna dibuang dan bubuhi dengan
larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-kira 1-2 menit.
Lugol dibuang dan preparat dicelupkan
ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian violet lepas (sampai gentian violet
tidak ada luntur lagi).tunggu 20 – 40 detik
Cuci dengan air kran sampai bersih,
kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter stain) larutan water-fuchsin,
biarkan kira-kira 1-2 menit.
Cuci dengan air kran, keringkan dalam
temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
Media TSIA
Setelah nall di stelirkan ambil
bakteri pada media ( emba ) dan tusukkan nall pada media TSIA setelah di tusuk
goreskan pada permukaan media dari babwah ke atas fiksasi pada mulut tabung dan
tutup dengan kapas steril dan ingkubasi selama 24 Jam dengan suhu 37 °c
4.
Hari IV
Dilakukan
pembacaan pada media SCA,SIM,MrVP,dan gula-gula.
Hasit
pembacaan di catat kemudian dicocokkan dengan table identifikasi bakteri.
C. Tes Uji
biokimia
Buatlah
suspensi bakteri dari coloni bakteri yang sebelumnya telah di tanam pada media
EMBA yang di ambil adalah coloni yang menunjukkan ciri koloni bakteri proteus
Ambil satu
mata nal suspensi bakteri dan tanam pada tiap media dengan cara:
1. Media SCA
Goreskan
perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian dalam
permukaan media miring sampai keluar
Sterilkan
pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril
Pada media
SCA, tidak perlu di tusuk dengan nal
Ingkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37°c
2. Media SIM
Tusukkan
nal yang sudah suspensi bakterinya ke tengah-tengah media agar, jangan sampai
menyentuh permukaan tabling/ mendekati.
Tutup
dengan kapas steril yang sebelumnya sudah di fiksasi pada mulut media
Ingkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37°c
3. Media MR-VP dan gula-gula ( laktosa, maltosa , glukosa , sukrosa ,
manitol )
Ambil satu ose
suspensi bakteri, masukkan dalam media cair, aduk-aduk agar suspensi bakteri
dan agarnya tercampur yang di dalamnya ada tabung durham.
Tutup
kembali dengan kapas steril
Ingkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37°c
4. Media Urea
Goreskan
perlahan secara zig-zag mata nal (yang sudah suspensinya) dari bagian dalam
permukaan media miring sampai keluar
Sterilkan
pada mulut tabung dan tutup dengan menggunakan kapas steril
Pada media Urea, tidak perlu di tusuk dengan nal
Ingkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37°c
D.
Kerangka
Operasional
Pembacaan hasil
|
Pewarnaan gram
|
Inkubasi 370C selama 24
jam
|
BHIB
|
Inkubasi 370C selama 24
jam
|
Inkubasi 370C selama 24
|
TSIA
|
Pewarnaan gram
|
· SIM
· MR-VP
· SCA
· Urea
|
· Glukosa
· Laktosa
· Maltose
· Sukrosa
· Manitol
|
Inkubasi 370C selama 24
|
Pemusnahan
|
MCA
|
BAP
|
ENDO
|
EMBA
|
sampel
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
1.
Pewarnaan Gram
Bentuk
: Basil
Susunan
: diplobasil
Warna
: ungu
Sifat
: (+) positif
|
Keterangan:
a.
Pewarnaan sampel air setelah ditanam di BHIB.
b.
Pewarnaan
dari koloni terduga pada media Mac conkey.
2.
Media BHIB
Media BHIB
3.
Isolasi
Media EMBA : Koloninya sedang, hijau metallik, smooth, keping
Keterangan
:
a.
Media
EMBA sebelum digores.
b.
Media
EMBA setelah digores dan diinkubasi.
4.
Uji Identifikasi
Uji Identifikasi
Keterangan :
Uji biokimia dari
koloni terduga pada EMBA
Tabel Uji Biokimia
Biokimia
|
Koloni dari ENDO
|
TSIA
|
Lereng :
Kuning
Dasar : Kuning
H2S : Negatif
Gas :Negatif
|
Maltosa
Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
|
Semua Positif (+)
Terdapat GAS pada tabung durham
Terjadi perubahan warna dari
kuning menjadi kuning keruh
|
Sca
|
Negatif ( -)
Tidak terjadi perubahan warna dari warna hijau tetap warna hijau
|
Sim
|
H2S : (-)
tdk terdapat endpan hitam
INDOL : (+)
terdapat cincin berwarna merah
MOTILITY: (+) terdapat
pergerakan bakteri
|
MR + Methyl red
|
positif ( +)
terdapat cincin berwarna merah pada permukaan bakteri
|
VP + KOH
40% + alpha naphtol
Sitrate |
negatif ( -)
tidak terjadi perubahan warna pada media
|
Urea
|
Negatif (-)
Oleh karna bakteri tidak mampu
mengubah enzim urea menjadi ammonia dan O2
|
B. Pembahasan
1)
Media Pemupuk
Spesimen ditanam pada media Escherichia coli broth,
dimana media tersebut meningkatkan Escherichia coli. Setelah diinkubasi selama
18-24 jam pada suhu 37oC, koloni tersangka ditanam pada media
differensial dan selektif.
2)
Media Differensial
dan Selektif
Mac Conkey :
Koloni sedang, merah bata atau merah tua, metallic, smooth,
keping atau
sedikit cembung.
EMB
Agar :
Koloni sedang, smooth, keping kehijau – hijauan, metallic.
Endo
Agar :
Koloni besar, bulat, smooth, merah – merah tua.
3)
Uji Biokimia
·
Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1% glukosa, 1 % sukrosa, 1 %
laktosa. Ferri sulfat untuk mendeteksi produksi H2S, protein dan
indicator phenol red. Escherichia coli
memfermentasi glukosa, sukrosa dan laktosa yang bersifat asam sehingga
terbentuk warna kuning pada dasar dan lereng dan menghasilkan gas.
·
Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan
untuk mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Escherichia coli membentuk indol dan
motility positif.
·
Simon Citrate (SC)
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan
menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator
brom thymol blur menyebabkan terjadinya warna biru. Pada Escherichia coli tidak memanfaatkan
sitrat, sehingga pada penanaman media sitrat hasilnya negative.
·
Metil Red (MR)
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa
bakteri yang memproduksi asam sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media
ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan indicator metal red. Escherichia
coli memproduksi asam kuat sehingga pada penambahan larutan metal red akan terbentuk warna merah.
·
Voges Proskauer (VP)
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl methyl carbinol dari fermentasi glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan
voges proskauer, Escherichia coli
tidak memproduksi acetyl metal
carbinol sehingga penanaman pada media ini memberikan hasil negatif.
·
Fermentasi karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri
memfermentasikan jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka terlihat warna
kuning karena perubahan pH menjadi asam. Escherichia
coli
memfermantsi glukosa menjadi asam dan gas, memfermentasi laktosa, sukrosa,
maltosa dan mannitol dengan atau tanpa gas. Tetapi ada beberapa spesies Escherichia coli tidak
memfermantasi laktosa dan sukrosa.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
E.coli adalah suatu
bakteri gram negative berbentuk batang, bersifat anaerobic fakultatif, dan
mempunyai flagella peritrikat dan juga merupakan
flora normal pada usus,baik usus manusia maupun hewan. E.coli dibedakan atas
sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatic), K (kapsul) dan H (flagella).
Morfologi bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek
(coccobasil), gram negatif, uraian 0,4 - 0,7 pm x 1,4 pm, Bakteri ini termasuk
umumnya hidup pada rentang 2O-40°C, optimum pada 37°C berbagai strain atau varian
yang mempunyai karakteristik yang sedikit berbeda. Pada identifikasi Eschericia coli menunjukan hasil positif TSIA (alkali-acid gas
(-)).H2S (-), gula-gulanya positif (timbul gas). MR (+),Vp (-),SIM (+). SCA
Positif (+).
B.
Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan praktikan adalah :
1.
Saat akan melakukan praktikum, praktikan harus menggunakan APD yang
lengkap.
2.
Saat praktikum, praktikan harus menggunakan alat-alat yang bersih dan
steril.
3.
Saat membuat media maupun mereaksikan bahan, praktikan harus memperhatikan
kelayakan dari bahan yang akan dipakai.
4.
Sedapat mungkin, praktikan menghindari kontaminasi agar mendapatkan hasil
sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bangkasi B, 2009. Bakteri patogen. Poltek.
Makassar.
Ditlabkes RI, 2005, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium
Untuk Penyakit yang di sebabkan oleh mikroorganisme Depkes. Jakarta.
Hardjoeno, 2006. Interprestasi Hasil Tes
Laboratorium Diagnostik. Lembaga Penerbitan UNHAS. Makassar
Bagian Bakteriologi
FKUI. 2001. Laboratorium bakteriologi.
widia medika. Jakarta.
Colby Diane S, 1988. Ringkasan Biokimia Harper.
Adji Dharma.Jakarta
Semoga referensi ini bisa bermanfaat buat kalian semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar