Rabu, 25 November 2015

Keracunan Logam Kadmium (Cd)



TOKSIKOLOGI
“Keracunan Logam Kadmium (Cd)”
 

Di Susun Oeh   
*    Amal Ma’ruf

AKADEMI ANALIS KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................        2

BAB I        PENDAHULUAN..........................................................................................        3
A.    Latar belakang...................................................................................................        3
B.     Tujuan................................................................................................................        6
C.     Rumusan Masalah..............................................................................................        6

BAB II       METODE........................................................................................................        7
A.    Sampel       ..............................................................................................................        7
B.     Preparasi Sampel .....................................................................................................        7
C.     Prosedur Kerja.........................................................................................................        8

BAB III     PEMBAHASAN.............................................................................................        9     

BAB V       KESIMPULAN..............................................................................................      11
A.    KESIMPULAN................................................................................................      11
B.     SARAN.............................................................................................................      11
DAFTAR  PUSTAKA......................................................................................      12

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Perkembangan industri di Indonesia telah memberikan dampak positif bagi kesejahteraan hidup manusia, namun di sisi lain juga memberikan dampak negatif yang merugikan. Dampak negatif timbul akibat limbah industri seringkali tidak mendapat penanganan yang tepat sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan termasuk lingkungan perairan di sekitarnya. Salah satu bahan pencemar perairan yang cukup berbahaya adalah logam berat. Logam berat sukar didegradasi menjadi spesies yang tidak berbahaya, sehingga akumulasi ion-ion logam tersebut dapat mencapai konsentrasi toksik yang dapat mengakibatkan kerusakan ekologi. Logam berat juga dapat masuk ke dalam tubuh manusia, seperti melalui pernafasan akibat menghirup asap pabrik, melalui makanan yang terkontaminasi alat masak atau masuk melalui siklus rantai makanan di lingkungan (Sugiharto, 2006).
Kadmium (Cd) merupakan salah satu logam berat yang memiliki toksisitas tinggi. Toksisitas logam ini diakibatkan dari ikatan ion divalennya dengan residu gugus sulfihidril (-SH) dari suatu enzim sehingga mereduksi aktivitas enzim tersebut. Efek keracunan yang ditimbulkan dapat berupa penyakit paru-paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencernaan serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang (Bernard, 2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Cd dalam sampel kerang hijau telah melebihi ambang batas SNI untuk Cd dalam makanan laut yaitu 0,2 ppm (Alfian, 2005). Kondisi ini sangat memprihatinkan karena Cd yang masuk ke dalam tubuh dapat terakumulasi pada hati dan ginjal dan dapat menyebabkan keracunan akut (Fuente dkk. 2002; Hodgson, 2004).
Kadmium banyak digunakan untuk pelapisan logam, yang mutunya lebih baik daripada pelapis seng, walaupun harganya lebih mahal. Proses tersebut biasanya dilakukan dangan cara elektrolisis, pencelupan atau penyemprotan. Dari proses tersebut kemungkinan akan terbuang kadmium ke dalam alam lingkungan dan terbawa melalui air, serta udara, sehingga menyebar luas ke daerah pertanian dan permukiman, sehingga berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan maupun manusia melalui rantai pakan (Darmono, 1999).
Keracunan akut kadmium dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral. Efek keracunan yang umum adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas, mual, muntah, salivasi, mencret dan kejang pada perut.
Keracunan akut yang disebabkan oleh Cd, sering terjadi pada pekerja di industri-industri yang berkaitan dengan logam. Peristiwa keracunan akut ini dapat terjadi karena para pekerja tersebut terkena paparan uap logam Cd atau CdO. Gejala-gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam Cd dapat berupa timbulnya rasa sakit dan panas pada bagian dada. Akan tetapi gejala keracunan itu tidak langsung muncul begitu si penderita terpapar oleh uap logam Cd ataupun CdO. Gejala keracunan akut ini muncul setelah 4-10 jam sejak si penderita terpapar oleh uap logam Cd. Akibat dari keracunan logam Cd ini, dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang akut. Penyakit paru-paru akut ini dapat terjadi bila penderita terpapar oleh uap Cd dalam waktu 24 jam. Selain itu, keracunan akut yang disebabkan oleh uap Cd atau CdO dapat menimbulkan kematian bila konsentrasi yang mengakibatkan keracunan tersebut berkisar dari 2500 sampai 2900 mg/m3.
Kadmium lebih bersifat toksis bila terhirup melalui pernafasan. Keracunan kronis timbul bila konsentrasi kadmium dalam ginjal mencapai 200 μg per gram terjadi kerusakan ginjal.
Keracunan kronis terjadi bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu  yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronik. Kadmium pada keadaan ini menyebabkan nefrotoksisitas, yaitu gejala proteinuria, glikosuria, dan aminoasidiuria diserta dengan penurunan laju filtrasi  glumerolus ginjal.
Keracunan Cd kronik ini dilaporkan didaerah Toyama, sepanjang sungai Jinzu di Jepang, yang menyebabkan penyakit Itai-itai pada penduduk wanita umur 40 tahun keatas.
Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan hipertensi. Hal tersebut terjadi karena tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap kadmium. Gejala hipertensi ini tidak selalu dijumpai pada kasus keracunan Cd krosik. Kadmium dapat menyebabkan osteomalasea karena terjadinya gangguan daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal.
Toksisitas kadmium dipengaruhi oleh pH dan kesadahan. Keberadaan zinc dan timbal dapat meningkatkan toksisitas kadmium. Untuk melindungi kehidupan pada ekosistem akuatik, kadar kadmium sebaiknya sekitar 0.0002 mg/l (Moore, 1991 dalam Effendi, 2000). Departemen Kesehatan RI menetapkan batas aman kadmium dalam makanan (ikan) sebesar 1.0 ppm. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400- 500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan (Barchan dkk., 1998 dalam Suhendrayatna, 2001).

B.       TUJUAN
Makalah ini bertujuan agar pembaca  mengetahui secara keseluruhan mengenai Logam Kadmium (Cd) serta bahaya yang ditimbulkan jika keracunan logam ini dan mengetahui pemeriksaan sampel non Biologis yang diduga mengandung logam Cd, serta  memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi.

C. RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana logam Cd dilingkungan yang tercemar?
2.    Bagaimana mekanisme toksisitas Cd dalam tubuh?
3.    Bagaimana pemeriksaan Logam Cd dalm sampel Ikan menggunakan metode spektrometri nyala serapan atom (AAS).
BAB II
METODE
A.    SAMPEL
Pada pemeriksaan ini menggunakan sampel non Biologis yaitu Ikan air laut.  Analisa dilakukan dengan menggunakan metode spektrometri nyala serapan atom (AAS).
Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometrik Serapan Atom (AAS) yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Oleh karena yang mengabsorpsi sinar adalah atom, maka ion atau senyawa logam berat harus diubah menjadi bentuk atom. Perubahan bentuk ion menjadi bentuk atom harus dilakukan dengan suhu tinggi (2000ºC) melalui pembakaran (Akbar, 2002). Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat yang sebenarnya digunakan formula :
Konsentrasi sebenarnya = Konsentrasi AAS (g/ml) x Volume Penetapan (ml)
                                                      Berat Kering (g)

B.     PREPARASI SAMPEL
Pertama pengambilan sampel, sampel diambil dari nelayan, dilakukan secara cuplikan, untuk masing-masing sampel sebanyak 2 kg. Kemudian sampel dicuci, lalu di kuliti dan diambil isi bagian dalamnya. Kemudian isi bagian dalam sampel tersebut dicuci dengan aquadest lalu masukkan dalam blender, digiling sampai halus. Masukkan masing- masing sampel yang telah halus kedalam beaker glass yang telah diberi nomor kode, dan sampel siap untuk ditimbang dan dianalisa.

C.    PROSEDUR KERJA
Sampel yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu10˚C selama 24 jam dan didinginkan didalam desikator, kemudian di-timbang sebanyak 2g dan dimasukkandalam wadah tertutup, selanjutnya di tambahkan 1,5 mL HClO4 pekat dan 3,5 mLHNO3pekat ditutup dan dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya larutan yang diperoleh di-panaskan di atas penangas air pada suhu 60- 70˚C selama 2 - 3 jam (sampai larutan jernih).Bila sampel tidak semua larut ditambahkanlagi HClO4 pekat dan HNO3pekat, laluditambahkan 3 mL aquades, dipanaskankembali hingga larutan hampir kering. Didi-nginkan pada suhu ruangan dan ditambah-kan 1 mL HNO3pekat dan diaduk pelan-pe-lan, kemudian ditambahkan 9 mL aquades.Sampel siap diukur dengan AAS mengguna-kan nyala udara-asetilen

BAB II
PEMBAHASAN
Bagian ikan  yang akan digunakan adalah dangingnya, karena Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar logam Cd. Sampel yang telah disiapkan untuk diperiksa dikering kemudian diubah bentuknya menjadi serbuk dengan cara dihaluskan dengan mengunakan lumpang porselen atau diblender. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel yang besar dan kasar mengakibatkan cairan pengekstrak tidak dapat menerobos diantara partikel-partikel padat yang diekstrak sedangkan bentuk serbuk membuat padatan yang diekstrak menjadi stabil dan lebih mudah diterobos oleh cairan pengekstrak.
Bubuk batang kangkung kemudian didekstruksi dengan menggunakan larutan HNO3.  Proses pendekstruksian dilakukan dengan cara memasukkan 1 gram bubuk kangkung ke dalam gelas kimia dan ditambahkan larutan HNO3 serta dipanaskan selama ± 4 jam sampai berwarna kuning pucat. HNOLarutan dipilih karena larutan ini merupakan asam kuat yang berfungsi sebagai zat oksidator yang mempercepat proses dekstruksi.
Analisa kadar logam Cd dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA). Dalam pelaksanaanya, pengukuran dengan SSA memerlukan pH rendah, yaitu sama atau lebih rendah dari pH 2. Oleh karena itu perlu dilakukan pengasaman terlebih dahulu terhadap larutan sebelum dilakukan pengukuran dan pada percobaan ini pengasaman dilakukan pada pH 1.
Adapun panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan ini adalah 228,8 nm. Panjang gelombang ini dipilih karena logam Cd mudah terdeteksi pada panjang gelombang maksimum  228,8 nm. Selain itu, pada panjang gelombang maksimum ini akan diperoleh serapan maksimum, dimana konsentrasi juga maksimum sehingga menghasilkan kepekaan dan keakuratan lebih tinggi. Daya serap yang dihasilkan pada panjang gelombang maksimum relatif lebih konstan sehingga diperoleh kurva kalibrasi yang linier. Pada panjang gelombang maksimum ini juga bentuk serapan landai sehingga kesalahan penempatan atau pembacaan panjang gelombang dapat diabaikan (Evi, 2004).
Sebelum dilakukan penetapan dan penganalisaan sampel, alat spektrosfotometer serapan atom harus terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan blanko yang berisi pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel. Pengkalibrasian dengan blanko bertujuan agar pada konsentrasi standar nol tidak terjadi penyerapan sinar sehingga pembacaan standar atau sampel lebih tepat dan akurat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Logam kadmium (Cd), relatif kecil jumlahnya dalam lingkungan, tetapi pengaruhnya terhadap kehidupan sangat buruk, yang dapat menyebabkan keracunan akut dan kronik. Cadmium dapat beraksi dengan organ-organ dalam tubuh yang akan memperhambat atau mengganggu kerja enzimdalam tubuh. Analisa logam kadmium (Cd) dalam makanan dapat dianalisis dengan menggunakan metode spektrometri AAS.
B.     SARAN
Sumber pencemaran dari logam kadmium (Cd) perlu mendapat perhatian, mengingat kadmium sangat membahayakan kesehatan karena pengaruh racun akut dari unsur tersebut sangat buruk. Maka Saran dari kami yaitu perlu dilakukan penelitian mengenai adanya cemaran logam-logam berat lain yang berbahaya bagi kesehatan serta perlu adanya teknik sederhana yang dapat mengurangi cemaran logam pada makanan sehingga mudah dilakukan di setiap rumah tangga